Objek Wisata BatuRaden Purwokerto

'untuk kode iklan
Wisata Baturaden terbentang di sebelah selatan di kaki Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 640 m diatas permukaan laut. Baturaden terletak hanya 14 km dari Kota Purwokerto yang dihubungkan dengan jalan yang memadai. 
 Di tempat wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang segar dengan suhu 18'° Celcius - 25° Celcius. Sedangkan, Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2 di Jawa. Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturaden, begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan Ketika kita melihat gunung Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan Heterogen Wisata Indonesia Surga Dunia.


Batu Raden merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sejak tahun 1928, Batu Raden dikenal sebagai obyek wisata pegunungan. Pengunjung bisa menikmati keindahan pemandangan alam dan udara pegunungan yang sejuk dengan suhu antara 18°C-25°C. Dalam kondisi cuaca yang bagus dan cerah, pemandangan Kota Purwokerto, Nusakambangan, dan pantai Cilacap dapat terlihat dengan jelas dari puncak Baturaden.
Sejarah Batu Raden


Nama Batu Raden berasal dari dua kata (bahasa Jawa), yaitu Batur (bukit, tanah, teman, pembantu) dan Raden (bangsawan). Bila digabung, kata “Batu Raden” dapat bermakna: tanah yang datar atau tanah yang indah. Ada dua versi sejarah Batu Raden, yaitu versi Syekh Maulana Maghribi dan versi Kadipaten Kutaliman. Menurut versi yang pertama, Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Rum yang berasal dari Turki dan beragama Islam, pernah merasa penasaran dengan cahaya terang misterius yang menjulang ke angkasa dan bersinar di bagian timur. Sang Pangeran kemudian mencari asal cahaya tersebut. Singkat cerita, setelah melakukan pendakian hingga ke puncak sebuah gunung, Sang Pangeran melihat ada seorang pertapa Buddha yang bersandar pada sebuah pohon jambu yang memancarkan sinar cahaya ke atas. Lokasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Batu Raden. Sedangkan menurut versi kedua, cerita Batu Raden terkait dengan kisah cinta antara anak perempuan Adipati Kutaliman dengan pembantunya yang menjaga kuda. 
Fasilitas Seni dan Budaya Batu Raden
  1. Grebeg Syura atau Sedekah Bumi. Upacara ini dilakukan pada tanggal 9 Bulan Syura. Tujuannya adalah sebagai tolak bala, yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan berupa ruwat bumi dan selamatan di makam-makam leluhur.
  2. Kenthongan, merupakan kesenian musik khas Banyumas. Alat utama kesenian ini adalah kenthong yang berupa potongan bambu yang diberi lubang di sisinya secara memanjang. Untuk memainkannya perlu dikentong.
  3.  Calung dan lengger. Calung merupakan alat musik yang juga terbuat dari potongan bambu, diletakkan secara melintang, dan dimainkan dengan cara dipukul. Sedangkan lengger adalah tarian yang dimainkan dua orang perempuan atau lebih dan diiringi dengan calung.
  4.  Pakaian adat Banyumas. Pakaian adat Banyumas ada dua macam, yaitu pakaian untuk kalangan wong cilik (seperti pakaian ancingan, bebed wala, pinjungan, iketan, dan nempean) dan pakaian untuk kalangan bangsawan (beskap untuk pria dan nyamping untuk perempuan).
  5. Ebeg (kuda lumping). Ebeg merupakan tarian tradisional Banyumas dengan ciri khasnya menggunakan kuda kepang. Dalam pertunjukan biasanya diiringi dengan gamelan yang bernama bendhe.
  6. Pameran tanaman hias, seperti havana, daun dewa, dan palem paris.
  7. Sadranan. Ritual ini berupa bersih-bersih makam yang dilanjutkan dengan acara kenduren. Tujuannya adalah untuk mengenang arwah para leluhur. 
Demikian tempat Wisata Baturaden ini begitu indah. Semoga menambah wawasan kita akan tempat-tempat wisata di Indonesia.
'untik kode iklan'